9/05/2010

CATATAN AKHIR RAMADAN


Saudaraku….

Ramadhan tinggal menghitung hari. . Sudah penuhkah hari-hari kita dengan amalan dan ibadah sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah Muhammad SAW. Ataukah justeru banyak waktu yang terbuang sia-sia tanpa ada nilainya. Sudah yakinkah diri kita, bahwa kita telah dibersihkan Allah SWT menjadi manusia suci yang bersih dari dosa Sudah yakinkah kita bahwa segala dosa kita sudah diampuni oleh Allah SWT.

Saudaraku…

Ingatkah kita pada satu hadits yang disampaikan oleh Rasulullah Muhammad SAW, bahwa salah satu gologan yang didoakan oleh Malaikat Jibril dan di amiinkan oleh Rasulullah akan menjadi manusia yang celaka dunia akhirat adalah manusia yang diberikan kesempatan oleh Allah SWT untuk bertemu Ramadahan, tetapi selepas Ramadhan masih banyak dosa yang belum diampuni oleh Allah SWT, bukan karena Allah yang tidak mengampuni, tetapi lebih karena kesombongan dan keangkuhan manusia. Naudzubillah min dzalik.

Saudaraku,….

Kesempatan dan harapan itu itu masih ada, harapan untuk memperoleh rahmat, barokah dan ampunan Allah di bulan yang suci ini masih terbuka. Di sisa-sisa hari di penghujung Ramadhan ini Allah SWT dengan maha kasih dan sayangNya masih memberikan kesempatan pada kita untuk meraih kemuliaan bulanNya yang agung. Apalagi masih ada harapan akan datangnya satu malam yang dijanjikan oleh Allah menjadi malam yang nilainya lebih baik dari 1000 bulan. Malam dimana Allah akan menentukan taqdir hamba-hambaNya.

Ada tiga hal yang akan Allah “restart” taqdir setiap hambaNya, diantaranya : 1. Allah akan menentukan kembali tentang “Urusan Kehidupan”, seseorang, 2. Allah akan menentukan kembali “Rezeki” seseoarang, 3. Allah akan menetukan kembali “ajal” seseorang.

Saudaraku,…

Mudah-mudahan sikap yang kita tunjukkan ketika melepas Ramadhan sama seperti yang ditunjukkan oleh Rasulullah Muhammad SAW dan para sahabat. Mereka, manusia-manusia yang dimuliakan oleh Allah, menangis sedih karena harus berpisah dengan Ramadhan. Menangis karena tidak ada jaminan bahwa akan bertemu dan membersamai Ramadhan di masa yang akan datang. Mudah-mudahan sikap seperti itulah yang akan kita rasakan juga. Bukan sebaliknya, melepas Ramadhan dengan penuh tawa, karena merasa terbebas dari belenggu penjara, bebas kembali melakukan apapun walaupun itu adalah dosa. Naudzubillah min dzalik…